Di musim hujan ini, terdapat peningkatan kasus demam berdarah mencapai 87.501 kasus dengan jumlah kematian akibat demam berdarah mencapai 816 kematian di pekan ke-36 bulan september.
Perlu diadakan pencegahan yang komprehensif untuk menjadi solusi kasus tersebut. Kampanye “Jentik Jari” yang menandakan semangat cegah demam berdarah menjadi salah satu kegiatan yang solutif untuk kasus ini agar masyarakat dapat bergabung bersama Takeda, Kementerian Kesehatan, dan para ahli.
Partisipasi seluruh lapisan masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit demam berdarah menjadi salah satu hal yang penting untuk menurunkan kasus demam berdarah. Perlu diketahui bahwa kasus demam berdarah di Indonesia masih tergolong tinggi. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), hingga minggu ke-36 di bulan September 2022, jumlah konfirmasi kasus demam berdarah di Indonesia tercatat sebanyak 87.501 kasus dan jumlah kematian akibat demam berdarah mencapai 816 kematian.
Penyebaran demam berdarah diperkirakan akan memuncak saat curah hujan mulai tinggi sekitar bulan Oktober hingga November. Karena itu, Takeda, perusahaan biofarmasi terkemuka, hari ini menyelenggarakan diskusi media bertema “Waspada Penyebaran Demam Berdarah di Tengah Musim Hujan” guna meningkatkan kesadaran publik dalam mengantisipasi dan mencegah penyebaran demam berdarah di tengah musim penghujan. Diskusi yang digelar secara daring ini turut menghadirkan Kemenkes RI, dokter spesialis anak dan dokter spesialis penyakit dalam.
Sebagai perusahaan biofarmasi berbasis-nilai, penelitian dan pengembangan (R&D), Takeda menghadirkan inovasi pencegahan demam berdarah yakni Vaksin Demam berdarah Tetravalen yang telah disetujui oleh BPOM RI. Dr. Goh Choo Beng, Head of Medical Affairs Takeda Asia-Pacific, mengatakan bahwa Vaksin Demam Berdarah Tetravalen, telah resmi mendapatkan persetujuan dari BPOM RI. Hal ini merupakan wujud nyata komitmen Takeda untuk turut serta mendukung upaya Pemerintah menuju zero dengue death pada 2030.”
Gejala Demam Berdarah
Dr. dr. Erni Juwita Nelwan, PhD, SpPD-KPTI, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Tropik Infeksi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia – RS Cipto Mangunkusumo menjelaskan bahwa gejala pada demam berdarah adalah demam yang mendadak tinggi disertai sakit kepala dan linu atau nyeri pada otot dan tulang. Apabila tidak segera dipastikan penyebabnya, akan menyebabkan komplikasi seperti syok atau perdarahan. Bahkan dapat menyebabkan kematian. Beliau juga mengingatkan bahwa seluruh lapisan masyarakat perlu untuk melakukan upaya pencegahan demam berdarah, melalui 3M plus hingga vaksinasi demam berdarah.
Vaksinasi Demam Berdarah bagi Anak-anak
Vaksinasi demam berdarah saat ini dapat dipertimbangkan sebagai salah satu upaya pencegahan inovatif demam berdarah pada anak-anak. Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A(K), Spesialis Anak Konsultan Penyakit Infeksi Tropis dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia – RS Cipto Mangunkusumo mengatakan bahwa kecenderungan kasus demam berdarah yang meningkat dari tahun ke tahun, melakukan pencegahan penyakit demam berdarah sedini mungkin merupakan langkah strategis dan vital yang harus dilaksanakan. Selain program 3M Plus, masyarakat juga perlu didorong untuk dapat melakukan vaksinasi demam berdarah.
Beliau juga mengatakan bahwa pencegahan inovatif ini merupakan sebuah upaya pencegahan yang terpadu. Vaksin Demam berdarah Tetravalen ini telah mendapatkan persetujuan dari Badan POM untuk setiap individu berusia enam hingga 45 tahun, tanpa memperhatikan status demam berdarah sebelumnya sehingga tidak diperlukan skrining.
Hingga saat ini, demam berdarah tetap menjadi penyebab kematian cukup tinggi pada anak di Asia, termasuk Indonesia. Gejala yang dialami pada anak pun hampir sama dengan orang dewasa, yaitu selama 7 hari dan dapat mengancam jiwa.
Perkembangan Studi Klinis Terkait Vaksin Demam Berdarah
Berdasarkan studi klinis pivotal fase 3, efikasi Vaksin Demam berdarah Tetravalen untuk mencegah demam berdarah secara keseluruhan adalah sebesar 62% setelah tiga tahun. Sementara efikasinya untuk mencegah rawat inap akibat virus dengue yakni sebesar 83.6% setelah tiga tahun.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan, Republik Indonesia, dr. Imran Pambudi, MPHM, sangat mengapresiasi Takeda karena telah menghadirkan vaksin demam berdarah sebagai salah satu upaya yang inovatif dalam pencegahan demam berdarah di Indonesia. Hal ini sejalan dengan program Kemenkes, yaitu menuju penurunan kasus demam berdarah kurang dari 10 per 100.000 penduduk pada tahun 2024, dan zero dengue death pada 2030.
Takeda sebagai perusahaan biofarmasi berbasis-nilai, penelitian dan pengembangan (R&D), selain menghadirkan inovasi pencegahan demam berdarah juga terus mengedukasi masyarakat akan bahaya demam berdarah, pentingnya upaya pencegahan demam berdarah seperti vaksinasi demam berdarah yang telah disetujui oleh BPOM RI serta mengajak masyarakat untuk bergabung dalam kampanye “Jentik Jari” yang menandakan semangat cegah demam berdarah dengan cermat.
Situs www.cegahdbd.com juga merupakan bagian dari upaya dari Takeda untuk menghadirkan informasi terkini terkait demam berdarah di Indonesia yang telah diluncurkan pada bulan Juli 2022.